PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP DAN PEMBELAJARAN
KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
MINUMAN KEMASAN MEREK “TEH BOTOL SOSRO"
DI KAWASAN DEPOK
ABSTRAK
Tidak banyak produk Indonesia yang begitu membanggakan dan mampu eksis di
tengah gempuran produk asing di tengah persaingan usaha saat ini. Salah satu produk
membanggakan itu adalah Teh Botol Sosro. Bertahannya produk minuman kemasan “Teh
Botol Sosro" hingga saat ini, menunjukkan bahwa produk tersebut mempunyai keunikan
tersendiri sehingga tetap diminati konsumen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi,
persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan pembelian. Obyek analisis
penelitian ini adalah konsumen minuman kemasan merek Teh Botol Sosro yang berada di
kawasan Depok.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pertama motivasi, persepsi, sikap dan
pembelajaran konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian
minuman kemasan merek Teh Botol Sosro. Kedua ada perbedaan yang nyata antara
pendapat dan harapan konsumen tentang keputusan pembelian. Manfaat penelitian ini dapat
dipakai sebagai informasi dalam usaha untuk meningkatkan volume penjualan melalui perilaku
konsumen.
Kata kunci : Motivasi, Persepsi, Sikap, Pembelajaran dan Keputusan Pembelian
PENDAHULUAN
Dalam kompetisi global seperti dewasa ini, konsumen cenderung untuk mempunyai lebih
banyak keinginan. Selera konsumen terhadap minuman dalam kemasan juga ikut
berkembang. Minuman sekarang tidak sekedar memenuhi kebutuhan fisiologis semata, tapi
telah berkembang jauh dengan munculnya minuman-minuman kemasan, seperti Coca-cola,
Aqua, Teh Botoh Sosro, dan lain sebagainya adalah untuk memenuhi selera konsumen.
Menurut Kotler (2002) dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus
dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan
dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah.
Pada masa-masa awal peluncurannya, Teh Botol Sosro tidak banyak dilirik oleh konsumen,
tapi kemudian perlahan tapi pasti produk Teh Botol Sosro mulai mendapatkan tempat di
hati konsumen Indonesia. Terlebih ketika slogan “Apapun makannya, minumnya Teh Botol
Sosro” dimunculkan. Slogan ini tidak saja mengguncang sesama produk teh namun juga
produk minuman secara keseluruhan. Keunikan dapat dilihat dari metode pemasaran Teh
Botol Sosro adalah pada kekakuan dari produk itu sendiri. Semenjak diluncurkan pada
tahun 1970, produk Teh Botol Sosro baik rasa, kemasan, logo maupun penampilan tidak
mengalami perubahan sama sekali, bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan
Coca-cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tidak bergeming.
Bertahannya produk minuman kemasan “Teh Botol Sosro" hingga saat ini, menunjukkan
bahwa produk tersebut mempunyai keunikan tersendiri sehingga tetap diminati konsumen.
Hal inilah yang memicu penulis ingin mengetahui apa yang memengaruhi konsumen Teh
Botol Sosro tetap memutuskan membeli Teh Botol Sosro, yang terutama yang berasal dari
dalam diri konsumen itu sendiri ditengah banyaknya tawaran produk-produk baru dengan
aneka rasa dan kemasan yang unik-unik. Faktor-faktor perilaku konsumen tersebut
diantaranya dapat diuraikan pada faktor psikologis, meliputi: motivasi, persepsi,
pembelajaran dan sikap konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.
Dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap minuman dalam kemasan dan
meningkatnya persaingan untuk merebut konsumen maka penulis tertarik untuk meneliti
"Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol Sosro" di kawasan Depok”.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen dapat memberi pengaruh kepada
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol
Sosro" di Kawasan Depok. Perbedaan antara pendapat dengan harapan konsumen dapat
terjadi dalam pengambilan keputusan pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol
Sosro" di Kawasan Depok.
Tujuan penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah Mengetahui dan menganalisis
pengaruh motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan
pembelian dan mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pendapat dengan harapan
konsumen tentang keputusan pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol Sosro” di
kawasan Depok
Kajian Penelitian Sejenis
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Dewi Urip Wahyuni (2008); tentang pengaruh
motivasi, persepsi dan sikap konsumen Dari hasil penelitian diketahui bahwa motivasi
terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi, persepsi dan sikap
konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di Kawasan Surabaya
Barat.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta karakteristik obyek yang diteliti
dapat diklasifikasikan sebagai penelitian deskriptif. Penelitian ini berdasarkan fakta yang
ada di masyarakat tentang keputusan pembelian minuman kemasan yaitu minuman
kemasan merek Teh Botol Sosro di kawasan Depok.
Jenis data yang digunakan adalah data interval, dinyatakan dalam angka mulai dari skala
terkecil sampai dengan yang terbesar, selain itu mempunyai jarak yang sama antara angka
yang satu dengan angka yang lainnya (1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4
= setuju, 5 = sangat setuju). Sedangkan sumber data yang digunakan adalah bersifat primer.
Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden di Kawasan Depok
yang terdiri dari enam kecamatan yaitu Pancoran Mas, Beji, Sukmajaya, Cimanggis,
Sawangan, dan Limo.
Identifikasi variabel
Variabel bebas ( Independent Variable), ada empat yaitu :
− Motivasi Konsumen (X1)
− Persepsi Konsumen (X2)
− Sikap Konsumen(X3)
− Pembelajaran Konsumen (X4)
Variabel terikat (Dependent Variable ) yaitu
− Keputusan Pembelian (Y)
Motivasi (X1)
Persepsi (X2)
Keputusan pembelian (Y)
Sikap (X3)
Pembelajaran
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Definisi Operasional
Motivasi Konsumen : Adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa
bertindak untuk memenuhi apa yang diinginkan atau dibutuhkan.
Persepsi Konsumen : Tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau
produk yang menjadi pilihannya.
Sikap Konsumen : Penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau produk
yang diminati
Pembelajaran konsumen: Pembelajaran menunjukkan perilaku seseorang karena
pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara
dorongan, stimulan, cues, tanggapan dan penguatan.
Keputusan Pembelian : Pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi
keinginan atau kebutuhannya.
Prosedur penarikan sampel dilakukan dengan Teknik Accidental Sampling yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok. Jumlah sampel menggunakan sampel
besar yaitu > 30 (Djarwanto, 1999) yaitu 200 orang. Menurut Nazir (1998) jumlah sampel
ditetapkan atas pertimbangan pribadi, dengan catatan bahwa sampel tersebut cukup
mewakili populasi dengan pertimbangan biaya dan waktu.
Teknik analisa data
Untuk perhitungan statistic dalam penelitian ini menggunakan program SPSS, adapun
teknik analisa data diantaranya digunakan model validitas dan reliabilitas, analisa
deskriptif, koefisien determinasi berganda, koefisien korelasi berganda, koefisien korelasi
parsial dan uji beda t-paired.
Model validitas digunakan untuk mengetahui kemampuan indikator-indikator suatu
konstruk (variabel laten) untuk mengukur konstruk tersebut secara akurat. Reliabilitas
(keandalan) digunakan untuk mengukur suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal-hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan
dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
Tujuan utama dalam statistik deskriptif adalah berusaha menjelaskan atau menggambarkan
berbagai karakteristik data yang teliti dan didasarkan pada pernyataan keadaan.
Koefisien determinasi berganda merupakan suatu langkah penting dalam analisis regresi
yang gunanya menentukan betapa baiknya garis regresi yang mewakili data. Artinya kita
ingin menentukan bagaimana garis regresi cocok dengan data yang akan kita analisis.
Koefisien korelasi berganda atau uji F yaitu untuk menguji keberartian/signifikansi regresi
secara keseluruhan. Koefisien korelasi parsial melalui uji t bertujuan untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen atau bebas secara individual
(parsial) terhadap variabel dependen atau tidak bebas.
Uji t-paired digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel
bebas. Dua sampel yang dimaksud disini adalah sampel yang sama namun mengalami
proses pengukuran maupun perlakuan yang berbeda.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil uji validitas dan reliabilitas
Dari pengujian validitas dan reliabilitas variabel dapat diketahui bahwa nilai alpha positif
dan lebih besar dari nilai kritis r product moment pada signifikansi 0,05 dengan nilai r tabel
= 0.1843. Berikut adalah hasil uji validitas yang dilakukan secara pervariabel dengan
jumlah sampel sebanyak 50 responden. Hasilnya adalah variabel motivasi ada empat
pertanyaan valid dari empat pertanyaan, variabel persepsi ada tiga pertanyaan valid dari
empat pertanyaan, variabel sikap ada empat pertanyaan valid dari empat pertanyaan,
variabel pembelajaran ada tiga pertanyaan valid dari empat pertanyaan, keputusan
pembelian ada tiga pertanyaan valid dari empat pertanyaan. Sedangkan dalam uji reliabitas
hasilnya koefisien conbach alpha lebih besar dari nilai r tabel, artinya masing-masing
variabel tidak ada yang tidak reliable dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Tabel 1. Uji Reliabilitas
No
Variabel
Cronbach
Alpha
Nilai r
tabel Kesimpulan
1 Motivasi
2 Persepsi
3 Sikap
4 Pembelajaran
5 Keputusan pembelian
Sumber: Olahan komputer
Analisa Deskriptif
0.660
0.612
0.609
0.654
0.669
0.1843
0.1843
0.1843
0.1843
0.1843
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Secara keseluruhan untuk melihat posisi dimana tingkat penilaian dapat dilihat melalui
skala interval berkut ini,
0
Sangat tidak
setuju
3400
Tidak
setuju
6800
Netral
10200
Setuju
12839
13600
Sangat
setuju
17000
Diketahui total variabel memiliki total bobot sebesar 12839, dimana angka tersebut terletak
pada posisi setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa konsumen setuju terhadap varibel
motivasi, persepsi, sikap, dan pembelajaran mempengaruhi konsumen dalam keputusan
pembelian Teh botol Sosro di kawasan Depok.
Hasil Regresi
Tabel 2. Regresi
Variabel
Uji-F
F hitung F
F
Uji-t
R Adj.R2
Motivasi
tabel
Sig. T hitung T tabel t Sig.
0.815 0.416
2.106 0.036
Persepsi
Sikap
Pembelajaran
38.231 2.650 0.000
5.675
3.917
2.981
1.972
0.000
0.000
0.003
0.663 0.428
Sumber : Olahan komputer
Tampak pada tabel di atas bahwa koefisien determinasi (Adj.R2) sebesar 0,428 yang berarti
bahwa 42,8% variabelitas varibel keputusan pembelian dapat diterangkan oleh variabel
bebas atau prediktornya yaitu motivasi, persepsi, sikap, dan pembelajaran, sedangkan
sumbangan dari variabel lain sebesar 57,2%, misalnya dari faktor pribadi yang meliputi
gaya hidup dan kepribadian atau faktor sosial yang meliputi peran, status, dan sebagainya.
Sedangkan koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,663 dapat diartikan bahwa antara
variabel motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen secara signifikan
mempunyai hubungan yang positif terhadap keputusan pembelian dengan Standart Error of
Estimate (SEE) adalah 1,438. Dimana makin kecil SEE akan membuat model persamaan
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Dari uji Anova atau F test, dengan menggunakan signifikan (α) = 5 % diperoleh nilai F
hitung 38,231 lebih besar dari nilai F tabel 2,650 jadidapat disimpulakan bahwa secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan variabel motivasi, persepsi, sikap dan
pembelajaran konsumen terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut menunjukkan bahwa
faktor motivasi, persepsi, sikap dan pebelajaran memiliki peranan yang cukup penting bagi
konsumen dalam mempengaruhi keputusan pembelian minuman kemasan merek teh botol
sosro.
Dari uji parsial atau T-Test dapat dijelaskan sebagai berikut;
a. Nilai constant (konstanta) dengan signifikan (α) = 5 % diperoleh t-hitung 0.815
lebih rendah dari t tabel 1.972, artinya nilai konstanta tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian, karena nilai konstanta tidak berkaitan
langsung dengan nilai keputusan pembelian konsumen.
b. Variabel X1 (motivasi) dengan signifikan (α) = 5 % diperolehi t-hitung 2.106 lebih
besar dari t tabel 1.972, artinya variabel motivasi konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan motivasi
memberikan pengaruh kepada konsumen atau dijadikan pertimbangan dalam
melakukan pembelian minuman Teh botol Sosro.
c. Variabel X2 (persepsi) dengan signifikan (α) = 5 % diperoleh t-hitung 5.675 lebih
besar dari t tabel 1.972, artinya variabel persepsi konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini juga menunjukkan persepsi
dijadikan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian minuman
kemasan merek Teh botol Sosro.
d. Variabel X3 (sikap) dengan signifikan (α) = 5 % diperoleh t-hitung 3.917 lebih
besar dari t tabel 1.972, artinya variabel sikap konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan sikap dijadikan
pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian minuman kemasan Teh
botol Sosro.
e. Variabel X4 (pembelajaran) dengan signifikan (α) = 5 % diperoleh t-hitung 2.891
lebih besar dari t tabel 1.972, artinya variabel pembelajaran konsumen berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan pembelajaran
juga dijadikan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian minuman
kemasan Teh botol Sosro
Uji T-Paired
Perbandingan secara menyeluruh
Tabel 3. T-Paired secara keseluruhan
pair
pendapatan-
harapan
correlation sig. t hitung t tabel sig. (2-
tailed)
0.660 0.000 -6.479 1.653 0.000
Sumber: Olahan komputer
Hasil korelasi atara kedua variabel diketahui dari tabel 3 yaitu 0.660 dengan nilai
probabiltas 0.000 di atas 0.5, hal ini menyatakan bahwa korelasi antara pendapat dan
harapan konsumen positif dan signifikan. Ini menunjukkan antara pendapat dan harapan
konsumen ada keterikatan yang positif dalam memutuskan pembelian minuman Teh botol
Sosro. Sedangkan nilai t-hitung diketahui (nilai mutlak +/-) 6.479 lebih dari t-tabel 1.653
dan nilai sig (2 tailed) 0.000 kurang dari 0.05 level of significant (α), maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan secara nyata antara pendapat dan harapan konsumen
tentang minuman kemasan Teh Botol Sosro. Perbedaan tersebut disebabkan konsumen
memiliki harapan yang lebih tinggi terhadap minuman kemasan merek Teh Botol Sosro
dari kondisi yang saat ini. Adanya perbedaan menunjukkan masih ada yang perlu dilakukan
produsen untuk meningkatkan layanan, misalnya dengan menyempurnakan produksi dan
distribusi minuman Teh botol Sosro guna memenuhi harapan konsumen tersebut.
Perbandingan per variabel
Tabel 4. T-Paired secara per variabel
perbedaan correlation sig. t hitung t tabel sig. (2-
pair 1 x1-harx1
pair 2 x2-harx2
pair 3 x3-harx3
pair 4 x4-harx4
pair 5 x5-harx5
0.787
0.700
0.579
0.445
0.623
tailed)
0.000 -4.666 1.653 0.000
0.000 -3.095 1.653 0.000
0.000 -5.084 1.653 0.000
0.000 -3.974 1.653 0.000
0.000 -3.643 1.653 0.000
Sumber: Olahan komputer
Hasil korelasi antara kedua variabel dapat dilihat pada tabel 4. Dengan tinggkat signifikansi
(α) = 5 % tabel tersebut menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara
pendapat dan harapan terjadi semua variabel yang ada, dimana pada variabel x1 (motivasi)
nilai korelasinya yang paling tinggi yaitu 0.787, diikuti x2 (persepsi) 0.700, y (keputusan
pembelian) 0.623, variabel x3 (sikap) 0.579 dan terkecil terjadi pada variabel x4
(pembelajaran) sebesar 0.445. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
pendapat dan harapan konsumen sangat erat dan positif.
a. Diketahui nilai t-hitung (nilai mutlak +/-) 4.666 > t-tabel 1.653 dan nilai sig (2
tailed) 0.000 < 0.05 level of significant (α), maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara pendapat dengan harapan konsumen tentang motivasi konsumen
dalam memilih minuman kemasan merek Teh Botol Sosro. Hal menunjukan masih
ada jarak antara keadaan yang nyata dengan harapan konsumen perihal motivasi
dalam memutuskan melakukan pembelian minuman kemasan Teh botol Sosro.
Motivasi dalam diri penting karena terbukti mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian.
b. Diketahui nilai t-hitung (nilai mutlak +/-) 3.095 > t-tabel 1.653 dan nilai sig (2
tailed) 0.002 < 0.05 level of significant (α), maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara pendapat dengan harapan konsumen tentang persepsi konsumen
dalam memilih minuman kemasan merek Teh Botol Sosro hal ini dapat diartikan
harapan dari persepsi konsumen masih ada yang belum tercapai, sehingga masih
perlu ada upaya yang lebih dari produsen untuk meningkatkan persepsi konsumen
terhadap minuman Teh botol Sosro.
c. Diketahui nilai t-hitung (nilai mutlak +/-) 5.084 > t-tabel 1.653 dan nilai sig (2
tailed) 0.000 < 0.05 level of significant (α), maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara pendapat dengan harapan konsumen tentang sikap konsumen
dalam memilih minuman kemasan merek Teh Botol Sosro. Hal dapat diartikan
harapan dari sikap konsumen masih ada yang belum tercapai, sehingga masih perlu
ada upaya yang lebih dari produsen untuk meningkatkan pembentukan sikap
konsumen terhadap minuman kemasan Teh botol Sosro.
d. Diketahui nilai t-hitung (nilai mutlak +/-) 3.974 > t-tabel 1.653 dan nilai sig (2
tailed) 0.000 < 0.05 level of significant (α), maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara pendapat dengan harapan konsumen tentang pembelajaran
konsumen dalam memilih minuman kemasan Teh Botol Sosro. Hal ini dapat
diartikan harapan dari pembelajaran konsumen masih ada yang belum tercapai,
sehingga masih perlu ada upaya yang lebih dari produsen untuk memberikan
pembelajaran yang lebih baik kepada konsumen terhadap minuman kemasan Teh
botol Sosro.
e. Diketahui nilai t-hitung (nilai mutlak +/-) 3.643 > t-tabel 1.653 dan nilai sig (2
tailed) 0.000 < 0.05 level of significant (α), maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara pendapat dengan harapan konsumen tentang keputusan pembelian
minuman kemasan Teh Botol Sosro. Hal ini dapat diartikan harapan dari keputusan
konsumen masih ada yang belum tercapai, sehingga masih perlu ada upaya yang
lebih dari produsen untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap
minuman kemasan Teh botol Sosro.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu,
1. Ada pengaruh yang signifikan dari motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran
konsumen terhadap keputusan pembelian minuman kemasan merek Teh Botol
Sosro di Kawasan Depok.
2. Ada perbedaan yang nyata antara pendapat dan harapan konsumen tentang
keputusan pembelian. Artinya apa yang telah konsumen nikmati saat ini masih ada
jarak dengan kondisi yang konsumen harapkan, dan ini menjadi pekerjaan rumah
bagi produsen untuk memenuhi harapan dari konsumen.
SARAN
Bagi pengusaha atau produsen minuman merek Teh Botol Sosro harus selalu
memperhatikan perilaku konsumen yang setiap saat akan berubah-ubah. Untuk
mempertahankan posisi di pasar, harus selalu melakukan market research terhadap produk
pesaing yang beredar di pasar dan harga yang ada. Menurut Muhammad (2004) dalam
mengantisipasi kondisi pasar dapat menggunakan growth strategy yaitu mengembangkan
pasar yang telah dimiliki jika pangsa pasar yang ada masih luas. Hal yang harus mejadi
perhatian adalah kepuasan konsumen pada pasca pengambilan keputusan untuk membeli
produk yang kita tawarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar